"Duhai Anakku! Gunakan kedua matamu untuk memilih majelis. Jika kau lihat ada sekelompok orang berzikir kepada Allah swt, maka duduklah bersama mereka. Jika engkau seorang yang berilmu, ilmumu akan bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan mengajarimu. Disamping itu siapa tahu Allah swt sedang memandang mereka dengan penuh kasih saying sehingga engkau pun memperoleh rahmat-Nya.
Jika engkau melihat sekelompok orang tidak berzikir kepada Allah swt, maka jangan duduk bersama mereka. Jika kau seorang berilmu, maka ilmumu tidak akan bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan membuatmu tersesat. Disamping itu bisa jadi Allah swt sedang memandang mereka dengan murka sehingga kau pun ikut dimurkai." ( Lukmanul Hakim kepada putranya )
"Duhai Anakku! Jadikanlah ketaatan kepada Allah swt sebagai perdagangan yang kau harapkan keuntungannya di Dunia dan Akhirat. Imam adalah perahu yang membawa daganganmu, tawakal kepada Allah swt adalah layarnya, Dunia adalah lautannya, hari-hari yang akan kau lewati adalah ombaknya, amal shaleh adalah barang dagangan yang kau harapkan keuntungannya, ibadah sunah adalah hadiah yang akan membuatmu dimuliakan, semangat adalah angin yang mendorongnya, penolakan terhadap keinginan hawa nafsu adalah pelabuhannya, kematian adalah pantainya dan Allah swt adalah Pemilik dan Tempat kembali perdanganmu itu.
Pedagang yang paling mulia, paling dekat dan paling dicintai Allah swt adalah dia yang paling banyak dagangannya, paling suci niatnya dan paling baik hadiahnya.
Pedang yang paling dibenci Allah swt adalah dia yang paling sedikit dagangannya, paling buruk hadiahnya dan paling busuk hadiahnya. Semakin baik perdanganmu, maka semakin besar keuntunganmu. Semakin tulus hadiahmu, maka semakin mulia dirimu." ( Lukmanul Hakim kepada putranya )
ConversionConversion EmoticonEmoticon